STUDI ISLAM DENGAN
PENDEKATAN
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Studi Islam semester I
Dosen Pengampu:
Drs. Ma'mun Mu'min, M.Ag
Drs. Ma'mun Mu'min, M.Ag
Disusun oleh:
1.
Nor Kholiq NIM: 1310120027
2.
Ah. Ulin Nuha NIM: 1310120030
3.
Lailal Hidayah
U. NIM: 1310120028
4.
Mufatihin NIM: 1310120029
PROGRAM STUDI TARBIYAH
JURUSAN PAI
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2013/2014
STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
A. Pendahuluan
Dalam buku Seven Theories of Religion,
Daniel L. Pals[1] menyatakan
bahwa pada awalnya orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meneliti
agama, sebab antara ilmu dan nilai, antara ilmu dan agama tidak bisa
disinkronkan. Kasus seperti ini juga terjadi di Indonesia pada awal tahun
70-an, di mana penelitian agama masih dianggap sesuatu yang tabu. Kebanyakan
orang berkata: mengapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti, agama adalah
wahyu Allah yang tidak bisa diutak-atik lagi.
Kehadiran
agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya
kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama
mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber
ajarannya, Al-Quran dan Al-Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam
mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran
melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam
memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian
sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada
kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan,
mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.
B. Pendekatan Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama
dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yamng menguasai
hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara yang
terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta
pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup
bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Harus
ditegaskan disini bahwa orang yang pertama kali menggagas sekaligus memperaktikkan sosiologi sebagai sebuah disiplin
ilmu baru yang mandiri adalah Ibn Khaldun. Namun, sebagian besar sosiolog
memandang kontribusi Ibn Khaldun begitu kecil dalam sosiologi. Mereka lebih mengakui Karl Max dan August
Comte sebagai seorang yang yang paling berjasa bagi disiplin ilmu sosiologi[2].
Pendekatan sosiologis dibedakan dari pendekatan studi agama
lainnya karena fokus perhatiannya pada interaksi antara agama dan masyarakat. Teori
sosiologis tentang watak agama serta kedudukan dan signifikansinya dalam dunia
sosial, mendorong di tetapkannya serangkaian kategori-kategori sosiologis,
meliputi:
1. Stratifikasi sosial, seperti kelas
dan etnisitas
2. Kategori bisosial, seperti seks,
gender perkawinan, keluarga masa kanak-kanak dan usia
3. Pola organisasi sosial, meliputi
politik, produksi ekonomis, sistem-sistem pertukaran dan birokrasi.
4. Proses sosial, seperti formasi
batas, relasi intergroup, interaksi personal, penyimpangan, dan globalisasi[3].
Dalam Al-Quran terdapat tuntunan yang banyak membicarakan
realitas tertinggi yang menunjukkan bahwa ia, secara filosofis, tidak menerima
selainnya. Namun disisi lain (sosiologis), ia juga dengan sangat toleran
menerima kehadiran keyakinan lain (lakum dinukum waliya din)[4].
Contoh Penelitian yang Menggunakan Pendekatan Sosiologi
Satu contoh penelitian yang menggunakan pendekatan sosiologi, seperti yang dijelaskan Atho
Mudzhar tentang Mesjid dan Bakul Keramat: Konflik dan Integrasi dalam
Masyarakat Bugis Amparita. Judul tersebut diteliti dengan menggunakan
metode grounded research. Penelitian ini mempelajari bagaimana tiga
kelompok keagamaan di mana orang-orang Islam, orang-orang Towano Tolitang, dan
orang-orang Tolitang Benteng di desa Amparita Sulawesi Selatan, berinteraksi
satu sama lain, kadang dalam bentuk konflik, terkadang kerjasama, dan terkadang
juga dalam bentuk integrasi[5].
Penelitian itu menemukan bahwa konflik antar ketiga
kelompok itu bermula dari soal keagamaan, kemudian bertambah intens setelah
dimasuki unsur politik. Setelah itu, berbagai pranata sosial seperti
perkawinan, pendidikan agama, aturan makanan dan lainnya berfungsi
melesatarikan konflik tersebut. Itulah di antara hasil penelitian agama yang
menggunakan metodologi penelitian grounded research melalui
pendekatan sosiologi.
C. Pendekatan Antropologi
Pendekatan ini
dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahamai agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan
yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui perndekatan ini agama
tampak lebih akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan
berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.
Dalam berbagai penelitian antropologi agama
dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan agama dengan kondisi
ekonomi dan politik golongan masyarakat yang kurang mampu pada umumnya lebih
tertarik kepada gerakan-gerakan keagamaan yang mesianis, yang menjanjikan
perubahan tatanan sosial masyarakat. Sedangkan golongan orang yang kaya lebih
cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara
ekonomi lantaran tatanan itu menguntungkan pihaknya.
Melalui pendekatan antropologi sosok agama yang berada pada
daratan empiric akan dapat dilihat serat-seratnya dan latar belakang mengapa
ajaran agama tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berupaya melihat
hubungan antara agama dengan berbagai pranata yang terjadi dimasyarakat[6].
Dalam pendekatan ini kita melihat bahwa agama ternyata
berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam
hubungan ini, jika ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang maka
dapat dilakukan dengan cara mengubah pandangan keagamaan. Selanjutnya melalui
pendekatan antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan
mekanisme pengorganisasian.
Salah satu konsep kunci terpenting dalam antropologi modern adalah
holisme yakni pandangan bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dalam
konteks dan secara esensial dilihat sebagai praktik yang berkaitan dengan yang
lain dalam masyarakat yang sedang diteliti. Para antropologis harus melihat
agama dan praktik-praktik pertanian, kekeluargaan dan politik, magic dan
pengobatan (secara bersama-sama maka agama tidak bisa dilihat sebagai sistem
otonom yang tidak terpengaruh oleh praktik-praktik sosial lainnya[7].
Contoh Penelitian yang Menggunakan Pendekatan Antropologi
Salah satu contoh penelitian yang akan
dikemukakan pada bagian ini adalah runtuhnya Daulat Bani Umayah dan bangkitnya
Daulat Bani Abasiyah. Untuk membahas topik ini, M. Atho Mudzhar[8] menyarankan
sedikitnya ada empat hal yang harus diperhatikan dan diperjelas dalam rancangan
penelitian, yaitu: rumusan masalah, arti penting penelitian, metode penelitian
dan literatur yang digunakan. Keempat hal tersebut akan dirincikan secara
singkat sebagai berikut:
Pertama: rumusan masalahnya adalah faktor-faktor
apa saja yang menyebabkan jatuhnya Bani Umayah dan bangkitnya Bani Abasiyah?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, harus dirumuskan faktor penyebab runtuh
atau bangkitnya dinasti, dan aspek apa saja yang akan dilihat.
Kedua: menjelaskan signifikasi penelitian, seperti
menjelaskan maksud penelitian (sesuatu yang belum pernah diteliti atau dibahas
sebelumnya) dan kontribusi apa yang diperoleh dari hasil penelitian setelah
dilakukan nantinya.
Ketiga: metode yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dengan merinci hal-hal seperti: bentuk dan sumber informasi serta
cara mendapatkannya, memahami dan menganalisa informasi serta cara
pemaparannya.
Keempat: melakukan telaah pustaka dan membuat
rangkuman dari teori yang telah dipaparkan. Setelah itu, seorang peneliti harus
mengetahui apa saja yang belum dibicarakan, dan dari sinilah akan diperoleh
kontribusi dari hasil penemuan penelitian.
D. Simpulan
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari manusia dan interaksi
manusia dengan manusia lain, interaksi seseorang induvidu dengan
individu yang lain, atau individu dengan kelompok masyarakat,
masyarakat dengan masyarakat, pemimpin dengan rakyat, rakyat dengan rakyat,
organisasi dengan organisasi.
Melalui pendekatan
ini kita dapat memahami bahwa agama islam mengatur segala berbagai hubungan,
baik hubungan dengan Pencipta dan hubungan dengan sesama makhluk.
Menjadikan sebuah tatakrama yang baik dan mengetahui bahwa gama islam
diturunkan bukan hanya sekedar untuk menyembah Allah tetapi juga bagaimana kita
berhubungan dengan sesama makhluk menjadi lebih baik.
Antropologi
didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul,
aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau.
Antropologi sebagai sebuah ilmu kemanusiaan sangat berguna untuk memberikan
ruang studi yang lebih elegan dan luas. Sehingga nilai-nilai dan pesan
keagamaan bisa disampaikan pada masyarakat yang heterogen.
Antropologis sebagai
salah satu pendekatan agama yang diartikan sebagai salah satu upaya memahami
agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat.
E.
Daftar Pustaka
Pals, Daniel L.
(ed), Seven Theories of Religion, New York: Oxford University
Press, 1996.
Fanani,
Muhyar, Metode Studi Islam, Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara
Pandang, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Conolly, Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta:
Lkis, 2002.
Atang, Abd.Hakim & Jaih Mubarok. Metode Studi Islam.
Bandung: Remaja Rosda Karya 2009.
Nata,
Abbudin, Metode Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.
Mudzhar, M. Atho, Pendekatan
Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.
[1]Lihat Daniel L. Pals (ed), Seven
Theories of Religion, (New York: Oxford University Press, 1996), hlm. 1.
[2] Muhyar
Fanani,
Metode Studi Islam, Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008) hlm.20
[4] Atang Abd.Hakim & DR. Jaih
Mubarok. Metode Studi Islam.(Bandung: Remaja Rosda Karya 2009). hlm 5
[6] Abbudin
Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada 2004) hlm.391
[7] Ibid,
hlm.34
2 komentar:
syukron..
anjai
Posting Komentar
Silahkan memberikan komentar, kritik, masukan-masukan yang positif, maupun yang lainnya. Silahkan ambil segala sesuatu yang bermanfaat yang ada di dalam blog ini.Hindari dari hal-hal yang bernuansa sara, pornografi, penghinanaan dan sebagainya.
Terima kasih.