Sabtu, 21 September 2013

STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI


STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI




 










Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Metodologi Studi Islam semester I


Dosen Pengampu: 
Drs. Ma'mun Mu'min, M.Ag

Disusun oleh:
1.     Nor Kholiq                 NIM: 1310120027
2.     Ah. Ulin Nuha             NIM: 1310120030
3.     Lailal Hidayah U.         NIM: 1310120028
4.     Mufatihin                     NIM: 1310120029






PROGRAM STUDI TARBIYAH JURUSAN PAI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2013/2014





STUDI ISLAM DENGAN PENDEKATAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
A.    Pendahuluan
Dalam buku Seven Theories of Religion, Daniel L. Pals[1] menyatakan bahwa pada awalnya orang Eropa menolak anggapan adanya kemungkinan meneliti agama, sebab antara ilmu dan nilai, antara ilmu dan agama tidak bisa disinkronkan. Kasus seperti ini juga terjadi di Indonesia pada awal tahun 70-an, di mana penelitian agama masih dianggap sesuatu yang tabu. Kebanyakan orang berkata: mengapa agama yang sudah begitu mapan mau diteliti, agama adalah wahyu Allah yang tidak bisa diutak-atik lagi.
Kehadiran agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad Saw diyakini dapat menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin. Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana terdapat di dalam sumber ajarannya, Al-Quran dan Al-Hadis, tampak amat ideal dan agung. Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, bersikap seimbang dalam memenuhi kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, egaliter, kemitraan, anti-feodalistik, mencintai kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia dan bersikap positif lainnya.

B.    Pendekatan Sosiologi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yamng menguasai hidupnya. Sosiologi mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara yang terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia.
Harus ditegaskan disini bahwa orang yang pertama kali menggagas sekaligus memperaktikkan sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu baru yang mandiri adalah Ibn Khaldun. Namun, sebagian besar sosiolog memandang kontribusi Ibn Khaldun begitu kecil dalam sosiologi. Mereka lebih mengakui Karl Max dan August Comte sebagai seorang yang yang paling berjasa bagi disiplin ilmu sosiologi[2].
Pendekatan sosiologis dibedakan dari pendekatan studi agama lainnya karena fokus perhatiannya pada interaksi antara agama dan masyarakat. Teori sosiologis tentang watak agama serta kedudukan dan signifikansinya dalam dunia sosial, mendorong di tetapkannya serangkaian kategori-kategori sosiologis, meliputi:
1.     Stratifikasi sosial, seperti kelas dan etnisitas
2.     Kategori bisosial, seperti seks, gender perkawinan, keluarga masa kanak-kanak dan usia
3.     Pola organisasi sosial, meliputi politik, produksi ekonomis, sistem-sistem pertukaran dan birokrasi.
4.     Proses sosial, seperti formasi batas, relasi intergroup, interaksi personal, penyimpangan, dan globalisasi[3].
Dalam Al-Quran terdapat tuntunan yang banyak membicarakan realitas tertinggi yang menunjukkan bahwa ia, secara filosofis, tidak menerima selainnya. Namun disisi lain (sosiologis), ia juga dengan sangat toleran menerima kehadiran keyakinan lain (lakum dinukum waliya din)[4].

Contoh Penelitian yang Menggunakan Pendekatan Sosiologi
Satu contoh penelitian yang menggunakan pendekatan sosiologi, seperti yang dijelaskan Atho Mudzhar tentang Mesjid dan Bakul Keramat: Konflik dan Integrasi dalam Masyarakat Bugis Amparita. Judul tersebut diteliti dengan menggunakan metode grounded research. Penelitian ini mempelajari bagaimana tiga kelompok keagamaan di mana orang-orang Islam, orang-orang Towano Tolitang, dan orang-orang Tolitang Benteng di desa Amparita Sulawesi Selatan, berinteraksi satu sama lain, kadang dalam bentuk konflik, terkadang kerjasama, dan terkadang juga dalam bentuk integrasi[5].
Penelitian itu menemukan bahwa konflik antar ketiga kelompok itu bermula dari soal keagamaan, kemudian bertambah intens setelah dimasuki unsur politik. Setelah itu, berbagai pranata sosial seperti perkawinan, pendidikan agama, aturan makanan dan lainnya berfungsi melesatarikan konflik tersebut. Itulah di antara hasil penelitian agama yang menggunakan metodologi penelitian grounded research melalui pendekatan sosiologi.

C.    Pendekatan Antropologi
Pendekatan ini dapat diartikan sebagai salah satu upaya dalam memahamai agama dengan cara melihat wujud praktik keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Melalui perndekatan ini agama tampak lebih akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya.
Dalam berbagai penelitian antropologi agama dapat ditemukan adanya hubungan positif antara kepercayaan agama dengan kondisi ekonomi dan politik golongan masyarakat yang kurang mampu pada umumnya lebih tertarik kepada gerakan-gerakan keagamaan yang mesianis, yang menjanjikan perubahan tatanan sosial masyarakat. Sedangkan golongan orang yang kaya lebih cenderung untuk mempertahankan tatanan masyarakat yang sudah mapan secara ekonomi lantaran tatanan itu menguntungkan pihaknya.
Melalui pendekatan antropologi sosok agama yang berada pada daratan empiric akan dapat dilihat serat-seratnya dan latar belakang mengapa ajaran agama tersebut muncul dan dirumuskan. Antropologi berupaya melihat hubungan antara agama dengan berbagai pranata yang terjadi dimasyarakat[6].
Dalam pendekatan ini kita melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, jika ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang maka dapat dilakukan dengan cara mengubah pandangan keagamaan. Selanjutnya melalui pendekatan antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan mekanisme pengorganisasian.
Salah satu konsep kunci terpenting dalam antropologi modern adalah holisme yakni pandangan bahwa praktik-praktik sosial harus diteliti dalam konteks dan secara esensial dilihat sebagai praktik yang berkaitan dengan yang lain dalam masyarakat yang sedang diteliti. Para antropologis harus melihat agama dan praktik-praktik pertanian, kekeluargaan dan politik, magic dan pengobatan (secara bersama-sama maka agama tidak bisa dilihat sebagai sistem otonom yang tidak terpengaruh oleh praktik-praktik sosial lainnya[7].

Contoh Penelitian yang Menggunakan Pendekatan Antropologi
Salah satu contoh penelitian yang akan dikemukakan pada bagian ini adalah runtuhnya Daulat Bani Umayah dan bangkitnya Daulat Bani Abasiyah. Untuk membahas topik ini, M. Atho Mudzhar[8] menyarankan sedikitnya ada empat hal yang harus diperhatikan dan diperjelas dalam rancangan penelitian, yaitu: rumusan masalah, arti penting penelitian, metode penelitian dan literatur yang digunakan. Keempat hal tersebut akan dirincikan secara singkat sebagai berikut:
Pertama: rumusan masalahnya adalah faktor-faktor apa saja yang menyebabkan jatuhnya Bani Umayah dan bangkitnya Bani Abasiyah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, harus dirumuskan faktor penyebab runtuh atau bangkitnya dinasti, dan aspek apa saja yang akan dilihat.
Kedua: menjelaskan signifikasi penelitian, seperti menjelaskan maksud penelitian (sesuatu yang belum pernah diteliti atau dibahas sebelumnya) dan kontribusi apa yang diperoleh dari hasil penelitian setelah dilakukan nantinya.
Ketiga: metode yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dengan merinci hal-hal seperti: bentuk dan sumber informasi serta cara mendapatkannya, memahami dan menganalisa informasi serta cara pemaparannya.
Keempat: melakukan telaah pustaka dan membuat rangkuman dari teori yang telah dipaparkan. Setelah itu, seorang peneliti harus mengetahui apa saja yang belum dibicarakan, dan dari sinilah akan diperoleh kontribusi dari hasil penemuan penelitian.
D.    Simpulan
Sosiologi adalah Ilmu yang mempelajari manusia dan interaksi manusia dengan manusia lain,  interaksi seseorang induvidu dengan individu  yang  lain, atau individu dengan kelompok masyarakat, masyarakat dengan masyarakat, pemimpin dengan rakyat, rakyat dengan rakyat, organisasi dengan organisasi.
Melalui pendekatan ini kita dapat memahami bahwa agama islam mengatur segala berbagai hubungan, baik hubungan dengan Pencipta dan hubungan dengan sesama makhluk. Menjadikan sebuah tatakrama yang baik dan mengetahui bahwa gama islam diturunkan bukan hanya sekedar untuk menyembah Allah tetapi juga bagaimana kita berhubungan dengan sesama makhluk menjadi lebih baik.
Antropologi didefinisikan sebagai sebuah ilmu tentang manusia, khususnya tentang asal-usul, aneka warna, bentuk fisik, adat istiadat dan kepercayaannya pada masa lampau. Antropologi sebagai sebuah ilmu kemanusiaan sangat berguna untuk memberikan ruang studi yang lebih elegan dan luas. Sehingga nilai-nilai dan pesan keagamaan bisa disampaikan pada masyarakat yang heterogen.
Antropologis sebagai salah satu pendekatan agama yang diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang di masyarakat.

E.      Daftar Pustaka

Pals, Daniel L. (ed), Seven Theories of Religion, New York: Oxford University Press, 1996.

Fanani, Muhyar, Metode Studi Islam, Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Conolly, Peter, Aneka Pendekatan Studi Agama, Yogyakarta: Lkis, 2002.
Atang, Abd.Hakim & Jaih Mubarok. Metode Studi Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya 2009.

Nata, Abbudin, Metode Studi Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004.

Mudzhar, M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998.



[1]Lihat Daniel L. Pals (ed), Seven Theories of Religion, (New York: Oxford University Press, 1996), hlm. 1.
[2] Muhyar Fanani, Metode Studi Islam, Aplikasi Sosiologi Pengetahuan Sebagai Cara Pandang,   (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008) hlm.20
[3] Peter Conolly,  Aneka Pendekatan Studi Agama, (Yogyakarta: Lkis, 2002). hlm  283
[4] Atang  Abd.Hakim & DR. Jaih Mubarok. Metode Studi Islam.(Bandung: Remaja  Rosda Karya 2009). hlm 5
[5] Lihat lebih lengkapnya dalam M. Atho Mudzhar, Pendekatan Studi Islam… hlm. 127-228.
[6] Abbudin  Nata, Metode Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada 2004) hlm.391
[7] Ibid, hlm.34
[8] Ibid. hlm. 60.

2 komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan komentar, kritik, masukan-masukan yang positif, maupun yang lainnya. Silahkan ambil segala sesuatu yang bermanfaat yang ada di dalam blog ini.Hindari dari hal-hal yang bernuansa sara, pornografi, penghinanaan dan sebagainya.
Terima kasih.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More